21 Februari
Hari Bahasa Ibu Internasional
21 Februari 1952, polisi menembaki para mahasiswa yang sedang berdemonstrasi di Universitas Dhaka, Bangladesh. Para mahasiswa itu menuntut diakuinya bahasa ibu mereka, bahasa Bengali (bangla / bn / বাংলা ভাষা), yang sedianya akan dihapus di universitas itu dan diganti dengan bahasa yang "lebih agung", yang banyak dipakai oleh para petinggi pada saat itu.
Berkaitan dengan itu, hal yang sama - dalam berbagai bentuk - terulang kembali di penjuru dunia dan sepanjang sejarah, tidak hanya terjadi di Bangladesh, tetapi juga, contohnya, di Belanda, di mana pada 29 September 2015 parlemen mengesahkan rencana "penghapusan besar-besaran" bahasa Belanda di sekolah dasar, diganti dengan bahasa Inggris "yang lebih disukai".
Itu bukanlah kejadian yang unik. Kejadian di Bangladesh maupun di Belanda berada dalam logika yang sama: "Aku adalah yang terkuat, diam dan tunduk padaku. Jika kamu ingin bicara, bicaralah dengan bahasaku". Bertentangan dengan apa yang dikatakan para linguis (kami mengutip salah satunya, Ken Hale): "Ketika suatu bahasa punah, kita kehilangan kekayaan intelektual yang besar, seolah-olah seseorang telah mengebom Museum Louvre".
Di samping ketidaksetaraan sosial yang terjadi ketika bahasa ibu seseorang tidak dihargai, perlu diketahui bahwa faktanya keanekaragaman bahasa dan budaya tidak dapat dipisahkan, saling terhubung, dan saling bergantung satu sama lain. Hilangnya keragaman bahasa menghasilkan hilangnya kearifan lokal yang pada dasarnya diperlukan demi keanekaragaman hayati yang berkelanjutan bagi kehidupan. ( (1) Hasil akhir Konferensi UN-NGO ke-64, Bonn, 2011 dan (2) Terralingua)
Pada 17 November 1999, UNESCO menetapkan 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional. Pada 2007, Majelis Umum PBB juga memanggil negara-negara anggota untuk "mempromosikan pelestarian dan perlindungan terhadap semua bahasa yang digunakan oleh orang-orang di dunia", dan di waktu yang sama, ditetapkanlah tahun 2008 sebagai Tahun Bahasa Internasional. (3)
Pada 2014, UNESCO dalam situs webnya juga menerbitkan versi bahasa Esperanto dari pesan Direktur Umum, Irina Bokova (4)
Mengapa ini berhubungan denga Esperanto? Karena dua hal, yaitu nilai-nilai utama dalam hari tersebut, keragaman bahasa dan hak setiap manusia untuk berbicara bahasa ibunya, juga merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam pergerakan Esperanto. Kami, para Esperantis, tidak ingin sebuah bahasa punah, kami ingin, bahwa semua bahasa tetap ada, dalam haknya masing-masing, dan tegakkan keadilan berbahasa. Dalam hal ini selama bertahun-tahun, Asosiasi Esperanto Universal (Universala Esperanto-Asocio, UEA) dengan khidmat memperingati hari ini, antara lain perlu digarisbawahi bahwa Esperanto bukan pelenyap bahasa lain, sebagaimana bahasa-bahasa tersebut digunakan dalam potensi ekonomi dan militer yang besar.
Esperanto sebenarnya adalah pelindung terhadap punahnya bahasa sebagaimana dikatakan oleh Vigdís Finnbogadóttir (Presiden Republik Islandia, 1980-1996):
"Sudah waktunya bangsa-bangsa memahami bahwa sebuah bahasa yang netral betul-betul dapat menjadi penyangga bagi budaya mereka terhadap pengaruh monopoli dari hanya satu atau dua bahasa saja, yang semakin dan semakin nyata pada masa kini. Saya sungguh berharap Bahasa Esperanto berkembang dengan cepat untuk membantu semua bangsa di dunia." (5)
Mungkin orang bertanya, "Mengapa harus Esperanto?". Alasannya sederhana. Di belakang Esperanto tidak ada negara, sistem ekonomi, kecenderungan imperialis, bukan orang-orang yang ingin bangsa dan bahasa lain musnah, atau menginginkan hasil dari pasar-pasar mereka. Di belakang Esperanto hanyalah ada orang-orang yang baik, menjunjung keadilan untuk semua budaya dan bahasa, dalam kedamaian antarmanusia.
"Memperkuat hak-hak penutur setiap bahasa adalah tujuan yang pada dasarnya Esperanto kontribusikan&" ((6) Prof. Robert Phillipson). Esperanto adalah sarana untuk mempercepat tujuan dalam kesetaraan komunikasi dan hak antara etnis, budaya, orang-orang. "Saya berharap Esperanto akan tetap memenuhi peran ganda ini, yaitu untuk mendukung keragaman dan menciptakan persatuan." ((7) Rita Izsák-Ndiaye, Reporter Khusus PBB)
Selanjutnya Esperanto menolong semuanya untuk lebih menghidupkan bahasanya masing-masing. Ini adalah pesan yang jelas, yang ingin disebarkan penutur Esperanto ke seluruh dunia, 21 Februari.
Kenali bahasa internasional, Esperanto melalui www.esperanto.net! (8)
Informasi UEA - Asosiasi Esperanto Universal / Universala Esperanto-Asocio (9)
Renato Corsetti, Emilio Cid, Vasil Kadifeli, Stefano Keller - bersama tim ZPI)
Selebaran: © Peter Oliver/UEA dan penerjemah dari berbagai negara.
(The UEA Information team)
www.linguistic-rights.org/21-02-2016
1) www.linguistic-rights.org/dokumento/Final_declaration_64th_UN_DPI_NGO_Conference_Bonn_2011_amendments_Universala_Esperanto_Asocio_UEA.pdf (arkiva kopio de la UN-dokumento: PDF)
2) www.terralingua.org/our-work/linguistic-diversity
3) www.un.org/en/events/motherlanguageday
4) www.unesco.org/new/en/unesco/events/prizes-and-celebrations/celebrations/international-days/international-mother-language-day-2014
5) http://www.linguistic-rights.org/uea/Justa_Komunikado_Lingva_Justeco_Vigdis_FINNBOGADOTTIR_prezidento_de_la_Respubliko_Islando_1980_1996.pdf
6) www.linguistic-rights.org/esperanto-125/Dr-Robert-Phillipson-Professor-emeritus-125-years-of-Esperanto.html - see also: Dr. Tove Skutnabb-Kangas
7) http://www.linguistic-rights.org/esperanto-125/125-tahun-Esperanto-Oleh-Rita-IZSAK-staf-ahli-independen-PBB-di-bidang-isu-isu-minoritas.html
8) www.esperanto.net
9) Universala Esperanto-Asocio (UEA) - www.uea.org
|